Minggu, 07 Desember 2008
Rebut medali, tingkatkan prestasi

Suasana riuh di pelataran gedung Amalia, ketika sore hari nampak para atlet Tae Kwon Do dengan semangat memperagakan rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri yang dilakukan dengan melawan lawan imajiner dengan mengikuti diagram tertentu, dobok (seragam,red) putih-putih plus warna warni Ti (sabuk latihan,red), menjadikan suasana latihan terlihat rapi, di tambah dengan kuda-kuda yang kokoh, satupun tak tergoyahkan.

Sesekali melancarkan Twie Dwi Changi atau tendangan kebelakang yang dilakukan dengan melompat, yang di sertai dengan teriakan, menambah suasana do jang (tempat latihan,red) terlihat ramai di kunjungi warga sekitar, begitulah aksi para atlet Tae Kwon Do Nunukan ketika memantapkan latihan mengikuti Kejuaraan di Banjarmasin.

Cabang olah raga bela diri ini, di bentuk pada tahun 1994 di Kabupaten Nunukan, hingga kini masih tetap eksis mengikuti event di wilayah Kalimantan, bahkan telah menjuarai beberapa event di Kalimantan Timur. Tahun 1997, Nunukan meraih urutan ke 2 se-Kalimantan Timur dan tidak berselang beberapa bulan, tepatnya bulan mei-juni di tahun yang sama atlet taekwondo Nunukan harus menerima urutan ke 3 se-kaltim, namun saat itu 2 atlet taekwondo berhasil mengikuti kejurnas di Surabaya.

Sejak tahun 1998 atlet Taekwondo Nunukan terus mengembangkan prestasi, saat itu di motori oleh Pembina Tae Kwon Do Nunukan, Yudi Chandra, bahkan sebelum eksis di Kabupaten Nunukan, Yudi Chandra sempat berkiprah di Tarakan membina atlet Taekwondo Tarakan.

Seni bela diri yang berasal dari negeri Korea ini, banyak di minati masyarakat di Kabupaten Nunukan, anak-anak maupun orang dewasa, turut serta dan bergabung dalam latihan seni bela diri ini.

Sebut saja Yudi, peraih medali emas kelas fly senior putra pada kejuaraan Tae Kwon Do Piala Rektor IAIN Antasari di Banjarmasin (26/12/07) tahun lalu, sejak SMP ia sangat menggeluti olah raga ini, karena menurutnya tae kwon do tidak di gunakan untuk menyerang melainkan bertahan dan tidak musti menggunakan tendangan, teknik pukulan dan tangkisan pun bisa juga digunakan, bahkan menurutnya jika menggunakan tendangan, musti melakukan split sampai 180 derajat, hingga tendangan bisa sampai ke kepala lawan. Tae kwon do Ilmu dasarnya seperti senam, jadi tidak sulit di peragakan.

Pekan lalu, seperti di beritakan beberapa harian di Kalimantan pada (30/12/07) taekwondoin Nunukan menyabet 9 medali emas, 3 perak dan 2 perunggu, yang masing-masing di sumbangkan Fajriani di Kelas Fin senior putri, Melky kelas bantam junior putra, Yudi kelas fly senior putra, Aditya kelas father putra, kelas father senior putra di sabet Arif, sementara kelas bantam yunior putri di sabet Eli, Heriyadi kelas father pra junior putra, Yudi kelas welter junior putra dan Deni kelas fly putri.

Sementara 3 medali perak di raih Mukhlisin kelas father senior putra, samuel kelas light junior putra dan Ayu kelas father putri, sedangkan 2 perunggu di peroleh dari teguh kelas fin pra junior putra dan Andri kelas fin junior putra, prestasi yang telah di goreskan para atlet Nunukan ini, membawa nama harum Kabupaten Nunukan di peringkat teratas dengan perolehan sembilan emas, pada kejuaraan Taekwondo Piala Rektor IAIN Antasari (26/12/07) lalu di Banjarmasin.

Menurut Yudi Chandra, pelatih Taekwondoin Nunukan, kepada SAB, mengatakan sebelum menerjunkan atlet pada kejuaraan, persiapan pertama yang dilakukan membangun mental dan disiplin latihan dalam diri atlet, hal ini dapat memacu kreatifitas atlet mengolah teknik-teknik serangan untuk menambah nilai saat bertanding, disiplin tidak hanya dilakukan ketika atlet datang on time, melainkan disiplin dianjurkan untuk konsentrasi terhadap gerakan-gerakan teknik serangan dan pertahanan diri (poomse,red).

Selain itu, lanjut Yudi, setelah atlet mengembangkan poomse, juga memperhatikan Kyoruki (pertarungan,red) atau implementasi dari teknik poomse, dimana dua orang bertarung memperaktekkan teknik serangan dan pertahanan diri, jika atlet tidak disiplin memperhatikan hal ini, yakin saja, urutan pertama tidak dalam genggaman.

Kepiawaian Yudi Chandra dalam membina taekwondoin Nunukan, terbilang sukses, di balik kesuksesan itu, kunci utamanya adalah inisiatif dan disiplin atlet, pada kejuaraan dan latihan.

Namun, pada dekade pembinaan Yudi Chandra terhadap atlet taekwondo Nunukan, senantiasa berkoordinasi dengan pengcab Taekwondo di Nunukan dalam meningkatkan pembinaan atlet pada kejuaraan, upaya tersebut itu kurang serius ditanggapi karena berbagai hal.

Karena pengurus cabang (pengcab,red) tidak ada ditempat ataukah keluar kota, atlet taekwondo merasakan dampak kurang koordinasi itu, ketika pembina taekwondo Nunukan ingin memberangkatkan atlet pada kejuaraan di Banjarmasin, sehingga mau atau tidak upaya inisiatif menjadi jalan terkahir untuk memberangkatkan atlet ke Banjarmasin, padahal tanpa koordinasi secara konstitusional hal tersebut melanggar aturan.

“ sebenarnya tanpa koordinasi dengan pengcab, itu sudah menyalahi aturan, tapi dalam kondisi seperti itu, hanya karena pengcab tidak ditempat, apakah harus menunda pemberangkatan atlet, sementara latihan sudah dibentuk beberapa bulan, jadi langkah inisiatif ditempuh tanpa harus menunggu pengcab ditempat.” terang Yudi.

Meskipun dinamika organisasi selalu saja datang menghampiri dan tantangan secara finansial dalam membina atlet berbakat ini, terus menyelimuti gerak langkah atlet Tae Kwondo, namun hal itu, tak sedikitpun menyurutkan semangat atlet dalam melancarkan serangan-serangannya pada kejuaraan di Banjarmasin tahun lalu.

Sementara itu di Kantor DPRD Kabupaten Nunukan, Ketua Harian KONI Nunukan, H. Mansyur Husein, menjelaskan kepada SAB, mengenai tantangan financial tersebut terhadap cabang olah raga di Kabupaten Nunukan, Pemerintah Kabupaten Nunukan menganggarkan dana sebesar 1,5 M dan anggaran tersebut di alirkan ke 23 cabang olah raga yang ada.

Meski demikian, anggaran tersebut terbilang kecil, namun upaya untuk membina cabang olah raga di Kabupaten Nunukan semakin ditingkatkan, mengenai anggaran operasional tri wulan empat tahun 2007, KONI kabupaten Nunukan belum menerima anggaran tersebut, sementara kebutuhan 23 cabang olah raga dalam mengikuti kejuaraan belum terpenuhi, meskipun KONI memiliki anggaran, untuk meminimalisir kebutuhan ke 23 Cabang olah raga itu, KONI Kabupaten Nunukan melakukan uji verifikasi terhadap anggaran yang diajukan 23 cabang tersebut.

“ kemampuan anggaran KONI memang terhitung kecil untuk 23 cabang, sementara kebutuhan 23 cabang olah raga terbilang besar, apalagi jika mengikuti kejuaaran, konsekuensinya adalah mengurangi kuantitas atlet, untuk mengantipasi dampak kemampuan anggaran yang dimiliki.” Tegas Mansyur.

Untuk itu harapan kedepan, meskipun anggaran cabang olahraga di Kabupaten Nunukan minim, namun upaya untuk terus membina dan meningkatkan atlet cabang olah raga di kabupaten Nunukan terus ditingkatkan, dengan satu harapan Pemerintah Kabupaten Nunukan melibatkan masyarakat seutuhnya untuk meningkatkan semangat juang para atlet di Kabupaten Nunukan dalam rangka mengharumkan nama Kabupaten Nunukan ke tingkat Nasional, melalui cabang olah raga
posted by AKU DI TAPAL BATAS @ 06.17   0 comments
Tentang Diriku
Nama:
Lokasi: Nunukan, Kalimantan Timur, Indonesia
Lewat Sudah
Arsipku
Waktu Nunukan
.
Ai..Lakumi

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus. Aenean viverra malesuada libero. Fusce ac quam.

Links
Template by
Blogger Templates